Minggu, 06 Mei 2012

Ekologi Keberlanjutan dan Efektivitas Ekologi


Tantangan ekologi keberlanjutan

Semua kegiatan manusia mempengaruhi ekosistem, dan ini juga termasuk kegiatan ekonomi. Masalah lingkungan pusat termasuk efek rumah kaca, rusaknya lapisan ozon, pengasaman dan over-pemupukan tanah dan air, keanekaragaman hayati menurun, fotokimia asap, beban toksikologi berbahaya bagi manusia dan lingkungan, dll beban berlebihan lingkungan secara keseluruhan di banyak bidang, misalnya sebagai akibat dari emisi CO2 (efek iklim) atau penyegelan lahan (hilangnya habitat), oleh karena itu menghadapkan bisnis dengan tantangan membuat pengurangan substansial dalam skala absolut dari dampak lingkungan dari proses produksi, produk, jasa, investasi dll dalam kebanyakan kasus. tidak mungkin untuk menghindari beban lingkungan seluruhnya. Namun, setiap upaya harus dilakukan untuk meminimalkan mereka sejauh mungkin mengingat kondisi kerangka kerja yang ada. Kriteria untuk menilai seberapa sukses sebuah perusahaan bisnis memenuhi tantangan ekologis adalah efektivitas ekologi (eko-efektivitas atau efektivitas lingkungan).

Efektivitas Ekologi

Efektivitas adalah gambaran umum dari sejauh mana tujuan atau dampak tercapai. Efektivitas ekologi mengukur tingkat kesehatan lingkungan mutlak, dengan kata lain sejauh mana tujuan yang ditargetkan untuk meminimalkan dampak lingkungan telah dicapai. Sedangkan pada beberapa kasus mudah untuk mengukur efektivitas ekologi (misalnya tingkat pengurangan emisi CO2 dari proses produksi didefinisikan sebagai ditentukan dengan cara Penilaian Life Cycle atau Analisis Arus Zat), dalam kasus lain pengukurannya sangat sulit atau bahkan kontroversial.
Dengan demikian efektivitas ekologis langkah perlindungan lingkungan dapat dirasakan sangat berbeda oleh berbagai pemangku kepentingan (kelompok kepentingan). Sebagai contoh, sebuah tungku untuk membakar limbah berbahaya dapat dianggap oleh beberapa sebagai tindakan perlindungan yang sangat (eco-) lingkungan yang efektif (misalnya berdasarkan hasil akuntansi aliran material (Akuntansi Biaya, Analisa Zat Alir)), karena mengubah beracun zat ke dalam terak inert. Di sisi lain juga dapat dianggap ekologis tidak efektif, karena pengoperasian insinerator memungkinkan untuk terus menggunakan proses produksi yang menimbulkan limbah berbahaya dan penciptaan limbah tersebut tidak dicegah pada sumbernya. Konflik seperti tujuan harus dibuat transparan dengan memastikan formulasi secara jelas tentang sasaran bantuan yang ditargetkan lingkungan dan konsep efektivitas (misalnya dalam Laporan (Lingkungan)).

Spesifikasi dan penilaian efektivitas ekologi harus kunci untuk temuan ilmiah yang diterima secara sosial. Jadi bisnis perusahaan dan output mereka tidak bisa benar-benar ekologis efektif kecuali prestasi mereka sejalan dengan apa yang masyarakat merasakan menjadi ramah lingkungan.
Sebuah konsep atau alat membantu badan usaha untuk meningkatkan efektivitas ekologi perusahaan jika penggunaannya mengurangi beban lingkungan yang dihasilkan.

The limit of grow




Populasi pendudukdan ekonomi tergantung pada arus konstan dari bahan baku seperti udara, air,mineral, bahan bakar fosildari bumi. Masyarakat manusiamenggunakan sumber daya tersebut untuk menghasilkan produk untuk konsumsi.Proses terus-menerus memancarkan limbah dan polusi kembali ke bumi.Batas pada kemampuan sumber planet untuk menyediakan mereka aliran material dan energi, dan batas-batas kemampuan Sinks planet untuk menyerap polusi dan limbah batas untuk pertumbuhan bagi masyarakat manusia.

Dengan kata lain,batas-batas pertumbuhan batasan terhadap aliran bahan dan energi yang diperlukan untuk menjaga fungsi masyarakat.
Argumen :
-Bisnis memainkan peranpenting dalam proses globalisasi
-Bisnis ini sangat kuat dalam politik internasional
-Business mengarah perilaku sosial
-Business memiliki hak untuk sumber daya yang paling
-Business memiliki hak untuk mengalokasikan sumber daya mereka
-Bisnis menciptakan kekayaan dan masala huntuk kedua lingkungan alam dan masyarakat

Isu-isu lingkungan global
1.Penipisan Ozon
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
1.            AC
2.            kulkas
3.            bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
4.            pembuatan busa
5.            bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km).Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN.Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon; 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon.Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.

1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju.Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.

1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.

Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.
Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju maupun negara berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang diperlukan.
Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini.Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.

2.Global warming
Pemanasan global (Inggris: global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Penyebab global warming:
-Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil pembangkit listrik.
Penggunaan listrik yang semakin meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara batubara yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer.40% emisi CO2 dihasilkan oleh produksi listrik AS, dan 93 persen diantaranya berasal dari emisi pembakaran batubara pada industri utilitas. Setiap hari,  pasar semakin banyak dibanjiri gadget penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakintergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.

- Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada kendaraan.
Kendaraan yang kita pakai adalah sumber penghasil emisi sekitar 33%  yang berdampak terhadap pemanasan global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan yang lebih banyak lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan pabrik yang semakin besar. Konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh melampaui penemuan terhadap cara untuk mengurangi dampak emisi. Sudah saatnya kita meninggalkan budaya konsumtif.

- Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub Utara.
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik diurai oleh bakteri pada kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) maka metana akan dihasilkan. Proses ini juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan meningkatnya jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke atmosfer akan meningkat. Sumber metana lainnya adalah metana klatrat, suatu senyawa yang mengandung sejumlah besar metana yang terperangkap dalam struktur bongkahan es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara, maka tingkat pemanasan global akan meningkat secara signifikan.

- Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahan pertanian.
Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu penyebab deforestasi. Di selurh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin meningkat, kebutuhan akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging dan susu, dan penggunaan lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab utama terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan akan mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir.

- Peningkatan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian.
Pada pertengahan abad ke-20, penggunaan pupuk kimia (yang sebelumnya penggunaan pupuk kandang) telah meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penggunaan pupuk yang kaya nitrogen memiliki efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih panas- per unit volume dari karbon dioksida) dan kelebihan limpasan pupuk menciptakan 'zona-mati 'di laut. Selain efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena pemupukan yang berlebihan berdampak terhadap kesehatan manusia yang cukup memprihatinkan.

Dampak :

- Kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia.
Para ilmuwan memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai timur AS. Namun, banyak negara di seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa memaksa jutaan orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu negara yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan laut

- Korban akibat topan badai yang semakin meningkat.
Tingkat keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak tahun 1981.Hal tersebut diperkirakan didorong oleh suhu air laut yang semakin meningkat, tidak mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat. "

- Gagal panen besar-besaran.
Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk pindah ke wilayah  beriklim sedang karena kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun.
"Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air. "Kekurangan air di masa depan kemungkinan akan mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan." Menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.

- Kepunahan sejumlah besar spesies.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak bisa hidup sendirian tanpa ragam populasi spesies di Bumi, ini akan membawa dampak buruk bagi manusia.
"Perubahan iklim sekarang ini setidaknya sama besarnya dengan ancaman terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi akibat  penghancuran dan perubahan habitat." Demikian pendapat Chris Thomas, konservasi biologi dari University of Leeds.

3.Keanekaragaman Hayati
-Mengacu pada jumlah danberbagai spesies dan berbagai susunan genetic mereka.
-Diperkirakan kepunahan spesiessekarang terjadi pada 100 sampai 1.000kali tingkat, latar belakang normal, karena polusi dankerusakan habitat.
-Kerusakan hutan hujan merupakan alasan utama untuk penurunan.
-Hanya sekitar setengah darihutan hujantropisaslimasihberdiri.
-Industri farmasi mengembangkan obat baru  setiap tahun berdasarkan pada tanaman yang baru ditemukan dari daerah tropis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Redesign by Syar'ie