Karyawan
merupakan suatu aset perusahaan yang
utama. Bagaimanapun sempurnanya perencanaaan, kebijakan, maupun peralatan dan teknologi mutakhir yang dimiliki suatu
perusahaan tidak ada artinya bila tidak ada faktor yang menggerakkannya. Bila
manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik, menggunakan secara optimal, tenaga kerja yang
termotivasi akan memiliki semangat kerja
tinggi sehingga produktivitasnya juga menjadi lebih baik yang pada
akhirnya akan mencapai sasaran seperti
yang diharapkan oleh perusahaan.
Tuntutan
suatu perusahaan untuk mendapatkan, mengembangkan, dan mempertahankan sumber
daya manusia yaitu karyawan, terutama karyawan yang berkualitas semakin sulit
dipertahankan karena dinamika lingkungan yang selalu berubah. Maka dari itu,
salah satu solusinya yaitu perlunya suatu pengolahan Manajemen Karier yang baik
sehingga perusahaan mampu mempertahankan serta mengembangkan karyawan. Setiap
karyawan yang bekerja dalam satu perusahaan, pastilah ingin kariernya
berkembang. Salah satunya adalah pemenuhan jenjang karier, yang mengacu pada
eksistensi diri. Tidak semua karyawan (manajemen dan non- manajemen) memiliki
perencanaan karier yang jelas dan tertulis.
Watson
Wyatt, salah satu konsultan sumber daya manusia dalam hasil survey Global Strategic Rewards 2007/2008
menyimpulkan bahwa perusahaan di Indonesia menghadapai masalah dalam
mempertahankan karyawan berprestasi tinggi. Bahkan masalah ini lebih tinggi
dibanding kebanyakan negara Asia Pasifik lainnya yang ikut dalam survey. Hasil
dari survey Watson Wyatt mengatakan bahwa saat ini perusahaan di Indonesia
masih menghadapi tantangan dalam mempertahankan karyawan yang memiliki Critical Skills (74%), Top Performing (76%) dan High Potential (64%). Upaya untuk
mempertahankan karyawan telah menjadi persoalan utama dalam banyak organisasi
karena beberapa alasan. Dengan perputaran yang lebih rendah, setiap individu
yang dipelihara berarti berkurangnya satu orang yang harus direkrut, diseleksi,
dan dilatih.Selain itu survey yang dilakukan International Business Report 2008
menunjukkan bahwa masalah kegagalan retensi karyawan menghasilkan masalah,
terutama meningkatnya beban kerja bagi karyawan lain (41%), naiknya beban
operasi (38%), kalah bersaing dari competitor
(32%), menurunnya standar customer
service (28%), dan beberapa masalah lainnya.(http://www.managementfile.com).Selain itu, untuk dapat meningkatkan tingkat retensi kayawan
sebaiknya perusahaan juga perlu memperkuat komitmen organisasi pada
karyawannya. Komitmen yang tinggi akan menentukan tingkat retensi karyawan dan
produktifitas kerja yang baik.
Menurut
vibiznews.com Rata-rata turnover
karyawan pada tahun 2008 sektor perbankan nasional mencapai 10-11% per tahun,
tingkat turnover pada industri migas yang mencapai 12% dan sektor manufaktur
yang berkisar 8%. Beberapa perusahaan di Indonesia bahkan di duniapun
seringkali kesulitan dalam mempertahankan karyawan terbaik yang memiliki
keahlian penting. Perusahaan menghadapi masalah turnover karyawan yang memang tidak dapat dihindari dan sering
dihadapi oleh perusahaan. Manajemen juga banyak yang tidak peduli dan tidak
mengetahui seberapa besar kerugian akibat turnover
karyawan yang tinggi ini bagi perusahaan yaitu diukur dari biaya perekrutan
sampai dengan pembinaan, pemberdayaan mereka dan potensi serta skill mereka dalam menghasilkan benefit/manfaat bagi perusahaan.
~CPratanto.blogspot.com~