Tanggung Jawab Sosial
Tanggung Jawab Sosial adlaah suatu konsep bahwa
organisasi,khususnya (namun bukan hanya)perusahaan adalah memiliki tanggung
jawabterhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR
(Corporate Social Responsibility) berhubungan erat dengan “pembangunan
berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan factor keuangan, misalnya deviden melainkan juga berdasarkan
konsekuensi social dan lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang.
Menurut World
Business Council for Sustainable Development, CSR adalah merupakan suatu
komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
konstribusi kepada pengembang ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta
seluruh keluarganya.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
•
Manfaat bagi Perusahaan: Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat &
pemerintah
•
Manfaat bagi Masyarakat: Selain kepentingan masyarakat terakomodasi,
hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win
solution.
•
Manfaat bagi Pemerintah: Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial
dan pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
Stakeholder
Model
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya
(pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis
dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
tersebut.Gray, Kouhy dan Adams (1994) mengatakan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus
dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan
tersebut.Makin powerful
stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan
dengan stakeholdernya.
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan
perusahaan. Oleh karena itu power
stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya poweryang mereka miliki
atas sumber tersebut. Powertersebut
dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas
(modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk
mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan
jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan 2000).
Oleh karena itu, “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang
penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang
memuaskan keinginan stakeholder” (Ullman 1985, p. 552). Lebih lanjut
Ullman (1985) mengatakan bahwa organisasi akan memilih stakeholder yang
dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat menghasilkan hubungan
harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya.
4PandanganTanggung JawabBisnis :
·
Tanggung
Jawab Ekonomi :Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis
memiliki interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada
umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam
perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas
perusahaan. Kelompok yang mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan
tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni
pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan
finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap publik.
·
Tanggung
Jawab Hukum :untuk
membangun sebuah konstruksi tanggung jawab sosial perusahaan yang
didasarkan atas perspektif hukum yang berlaku diIndonesia. Diperoleh realita
bahwa lemahnya produk hukum di Indonesiaterhadap tanggung jawab sosial
perusahaan dapat menjadikan perusahaanmemanfaatkan tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai alat untuk memolescitra perusahaan di mata publik.Tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanyasebatas pelaporan ‘sosial’-nya saja, namun lebih ditekankan pada
tindakanuntuk melestarikan lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat. Sebuah
kritik yang mendasar, dimana tanggung jawab sosial perusahaan yangseharusnya
ditujukan untuk meletarikan lingkungan dan kelangsungan hidup, disalah-gunakan untuk
memoles citra perusahaan di mata publik.
·
Tanggung Jawab
Etis : Kebijakan perusahaan
mengikuti dan tunduk pada seluruh Undang-Undang pemerintah, Peraturan yang
berhubungan dengan bisnis, baik itu menunjukan atau bagian, menjaga serangkaian
Integritas tertinggi selama Undang-Undang mengijinkan. Perusahaan mengharapkan
dilakukan dengan standar integritasnya di seluruh Perusahaan dan tidak akan
mentoleransi hasil yang diperoleh menggunakan pelanggaran Undang-Undang atau
kesepakatan yang tidak cermat. Untuk menyesuaikan tujuan bisnis, kita harus
percaya pada Kejujuran, Kegiatan-kegiatan Etika, Integritas dan Keterbukaan
menjadi kekuatan bagi kredibilitas dan reputasi demi kelanjutan Kesuksesan.
Perusahaan berkomitmen untuk menyesuaikan dan akan terus mengenalkan
Prinsip-prinsip dan Nilai dengan Kebudayaan Perusahaan sebagai acuan dalam
membangun Hubungan dengan Shareholder, Pelanggan, Pegawai, dan Komunitas.
·
Tanggung Jawab Diskresioner :Harapan bahwa perusahaan secara sukarela akan
melayani peran sosial di luar tanggung jawab ekonomi, hukum, dan etika.
Perusahaan dengan kesadaran mereka sendiri secara sukarela melakukan
peran-peran sosial yang dibutuhkan masyarakat tanpa mengharapkan imbalan
apapun.
Tingkatan
Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial yang dilakukan
perusahaan dapat digolongan dalam beberapa tingkatann, berdasarkan pada
tindakan yang dilakuka dan ideology yang mendasarinya. Tingkatan tersebut
adalah:
·
Tanggung
Jawab Diskresioner: Pada tingkat ini perusahaan bertindak proaktif dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya.
·
Tanggung
Jawab Etis: Perusahaan mengikuti tanggung jawab yang berlaku secara etika di
masyarakat, mereka mematuhi norma-norma moral dan adat budaya yang berlaku.
·
Tanggung
Jawab Hukum: Perusahaan mematuhi hukum yang berlaku dengan sangat taat. Mereka
tidak hanya asal mencari keuntungan semata.
·
Tanggung
Jawab Ekonomi: Prinsip yang dianut semata hanya untuk memaksimalkan keuntungan
perusahaan, perusahaan tidak terlalu perduli pada hal lain di luar keuntungan.
Mereka tidak melakukan tanggung jawab social yang tidak menguntungkan.
Mengapa Harus Mempraktekkan Tanggung Jawab Sosial
Mengapa perusahaan
harus mempraktekkan tanggung jawab sosial? Bagaimana bila mereka tidak
melakukannya serta apa dampaknya bagi mereka? Perusahaan akan melakukan praktek
tanggung jawab sosial berdasarkan pertimbangan berikut:
·
Prinsip
Perlindungan Diri: jika lingkungan bisnis tidak bekerja sama, maka publik dan
pemerintah akan meminta peraturan lebih.
·
Prinsip
Obligasi: Keberlangsungan bisnis berhutang budi kepada masyarakat
·
Kepentingan
Pribadi:Tanggung Jawab Sosial memiliki dampak yang positif terhadap bisnis
dalam jangka panjang
Argumentasi Yang Menentang Tanggung Jawab
Sosial
Ada juga pandangan yang tidak menyetujui
terhadap perilaku tanggung jawab sosial perusahaan, mereka menganggap
pengeluaran untun pemenuhan tanggung jawab sosial itu sebagai:
·
Sama dengan
pencurian terhadap asset perusahaan
·
Bisnis tidak
memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial
·
Bisnis akan
memperoleh kekuatan yang terlalu banyak bila terlibat dalam urusan sosial
Kode
Etik Perusahaan
Merupakan pernyataan formal dari nilai-nilai
yang dimiliki perusahaan terkait isu-isu sosial dan etika. Berdasarkan prinsip
perusahaan, kode etik memungkinkan karyawan membuat keputusan-keputusan etika
berdasarkan nilai-nilai yang telah ditentukan, contohnya agar mereka dapat
memperlakukan orang lain secara adil.
Berdasarkan pembuatan kebijakan, kode etik
memungkinkan perusahaan untuk menentukan bagaimana harus bertindak di dalam
situasi tertentu yang spesifik.Dalam situasi tertentu, perusahaan tinggal
mematuhi kode etik yang telah dibuat sebelumnya.Contohnya adalah konflik
kepentingan, kesempatan yang setara bagi siapapun.
Untuk memastikan kode etik perusahaan
berjalan baik, perusahaan harus melakukan pengawasan terhadap penerapan kode etik
di perusahaan.
- · Membentuk komite etik: komite etik adalah pihak yang bertugas untuk secara langsung mengawasi etika perusahaan
- · Menyediakan Hotlines: Karyawan dapat melaporkan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan etika perusahaan kepada pihak tertentu yang ditunjuk, misalnya perilaku pelecehan, diskriminasi, dsb.
- · Pelatihan etika: Karyawan diberikan pelatihan tentang etika, sehinnga mereka memahami dengan benar kode etik perusahaan yang berlaku