Tugas manajemen sumber daya manusia berkisar pada
upaya mengelola karyawan sebagai unsur manusia dengan potensi yang dimiliki
sehingga dapat diperoleh sumber daya yang puas (satisfied) dan satisfactory
bagi organisasi. Bagi banyak orang terutama yang berpendidikan dan
berkemampuan baik, salah satu tujuan bekerja adalah memperoleh kepuasan kerja.
Kondisi kepuasan kerja akan tercapai bila dalam pekerjaan dapat menggerakkan
motivasi yang kuat untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Kepuasan kerja pada
dasarnya adalah tentang apa yang membuat seseorang bahagia dalam pekerjaannya
atau keluar dari pekerjaanya. Faktor - faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah faktor – faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan itu sendiri, dengan kondisi kerja,
dengan pimpinan, dengan rekan kerja, dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan dengan gaji.
Teori Self
efficacy yang selama ini dikenal sebagai teori keefektifan diri, lebih
banyak ditelaah oleh kalangan akademisi dari disiplin ilmu psikologi. Berangkat
dari motivasi yang timbul dari diri sendiri membentuk kenyakinan individu
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan pada dirinya. Sehingga
lebih banyak aspek prilaku manusia yang diteliti di sini. Namun, dalam
penelitian ini penulis mencoba mengarahkan pada prilaku yang hendak dihasilkan
oleh Self efficacy individu berkaitan
dengan kepuasan kerja karyawan.
Aspek – aspek pertimbangan dalam self efficacy dapat dikategorikan dalam
dua aspek utama, yaitu aspek internal pekerja dan aspek eksternal pekerja.
Alasan pembagian pertimbangan self
efficacy menjadi dua aspek internal dan eksternal lebih didasarkan pada
fenomena yang terjadi berkaitan dengan hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan
pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kondisi internal pekerja meliputi
pengalaman, keahlian, keadaan fisiologis atau keadaan emosional pekerja,,
maupun komitmen yang berpengaruh pada kinerja dan kepuasan kerja. Sedangkan
kondisi eksternal berkaitan dengan praktek – praktek yang diperoleh dari
manajer, pelatihan, lingkungan kerja, tugas, dan perangkat teknologi informasi,
yang mendorong keberhasilan pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga
perusahaan perlu memperhatikan self efficacy dari para karyawan karena efikasi
diri mencerminkan suatu keyakinan individu sesaat disaat kemampuan mereka
melaksanakan suatu tugas spesifik pada suatu tingkatan kinerja yang spesifik
Definisi Self Efficacy
Self efficacy adalah
keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapaitugas
tertentu menurut Kreitner dan Kinicki (2004). Efikasi diri adalah penilaian
diri, apakah dapat melakukan tindakam yang baik atau buruk, Efikasi ini berbeda
dengan aspirasi, karena cita – cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang
seharusnya dapat dicapai, sedangkan efikasi diri menggambarkan penilaian
kemampuan diri (Alwisol, 2009: 287)
Robbins (2007: 180) menyebutkan bahwa efikasi diri,
yang juga dikenal dengan teori kognitif sosial, atau terori penalaran sosial,
merujuk pada keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan suatu tugas.
Semakin tinggi efikasi diri, semakin yakin pada kemampuan untuk menyelesaikan
tugas atau mengerjakan sesuatu. Di pihak
lain Santrock (2008: 462) mengemukan bahwa efikasi diri memiliki kemiripan
dengan motivasi keahlian dan motivasi intrinsik. Efiaksi diri adalah keyakinan
bahwa saya bisa, dan bantuan merupakan keyakinan bahwa saya tidak bisa.
Menurut Pajares (2002), Self efficacy mempengaruhi
pilihan-pilihan dan tindakan individu, menentukan seberapa besar usaha-usaha
yang dilakukan individu dan mempengaruhi tingkat stres dan kegelisahan
individu. Seseorang yang memiliki Self efficacy yang tinggi akan
memiliki kepribadian yang baik karena individu ini memiliki keyakinan mengenai
kemampuannya sehingga pada akhirnya akan membentuk perilaku yang po sitif yang
nantinya akan membuat individu tersebut mengalami peningkatan kinerjanya.
Sumber – Sumber Self Efficacy
Efikasi diri dibentuk dibentuk melalui sumber utama
(Bandura, 1997; 79), yaitu:a. Mastery experience (pengalaman keberhasilan)Keberhasilan yang sering didapatkan akan
meningkatkan efikasi diri yang dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan
menurunkan efikasi dirinya. Apabila keberhasilan yang didapat seseorang lebih
banyak karena faktor-faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa
pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri. Akan tetapi, jika keberhasilan
tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil
perjuangannya sendiri, maka hal itu akan membawa pengaruh pada peningkatan
efikasi dirinya.b. Vicarious experience atau modelling (meniru)Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan efikasi diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Efikasi diri tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modelling. Namun efikasi diri yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model yang diamati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model.
c. Social persuasionInformasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas.
d. Physiological & emotional stateKecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatic lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stres dankecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pula.
Faktor – Faktor yang
Mempengarui Self Efficacy
Greenberg dan Baron (Hambawany, 2007)
mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi efikasi diri, yaitu:
1.
Pengalaman
langsung, sebagai hasil dari pengalaman mengerjakan suatu tugas di masa lalu
(sudah pernah melakukan tugas yang sama di masa lalu).
2.
Pengalaman
tidak langsung, sebagai hasil observasi pengalaman orang lain dalam melakukan
tugas yang sama (pada waktu individu mengerjakan sesuatu dan bagaimana individu
tersebut menerjemahkan pengalamannya tersebut dalam mengerjakan suatu tugas).
Aspek - Aspek Self Efficacy
Efikasi
diri secara umum dibedakan ata s dua kelompok, yaitu efikasi diri khusus dan
umum.Efikasi diri khusus mengacu pada konsep Bandura, meskipun pada tahun –
tahun belakangan ini, efikasi diri umum telah digunakan sebagai dimensi untuk
meneliti tentang kemampuan. Efiaksi diri khusus sangat beragam tergantung pada
tugas khusus dan diolah secara kognitif oleh individu sebelum usaha tersebut
dikembangkan. Sebaliknya efikasi diri umum merujuk pada keyakinan orang dalam
keberhasilam mencapai prestasi hidup. Gibson (2003: 155), menyebutkan efikasi
diri memiliki tiga dimensi, yaitu besaran, kekuatan dan generalitas. Besaran
merujuk pada tingkat kesulitan minat yang diyakini individu bisa diatasi.
Kekuatan meliputi keyakinan individu dalam melaksanakan kerja pada tingkat
kesulitan khusus. Generalitas merujuk pada sejauh mana harapan berlaku umum
dalam semua situasi.
2 komentar:
Isinya sudah bagus mas/ mb, tapi lebih baik apabila dilengkapi dengan daftar pustaka
Isinya bagus dan kebetulan skripsi saya mengangkat tema self efficacy dan kepuasan kerja. Bisa menjadi bahan belajar saya besok saat akan sidang. Lebih bagus lagi ditambah daftar pustaka . Thanks
Posting Komentar